Remaja dan Masa Depan.

Bismillah..

  Assalamualaikum.wr.wb.

   Masa remaja mungkin menjadi satu masa yang paling indah bagi sebagian besar orang, dan di masa itulah manusia yang menjelang dewasa mencari jati diri. saya juga masih remaja, saya berumur 18 tahun saat ini dan belum memutuskan jalan yang saya pilih. awalnya saya sangat yakin untuk mengambil jurusan yang menurut saya sangat cocok dengan minat saya, tapi setelah dijalani hidup itu tidak semudah memilih. jadi saya memutuskan berhenti dari kuliah dan ini adalah keputusan sepihak karena orang tua saya tentu tidak mengizinkannya. karena itu saya diam-diam mendaftarkan diri saya ke salah satu universitas negeri di Jakarta hal ini hanya saya ceritakan ke sebagian kecil orang dan yang pasti bukan ke orang tua saya.

   Saya bukannya berbohong dan bukannya tidak mendengarkan perkataan orang tua saya, tapi bila saya tetap di tempat yang saya tidak sukai saya akan berontak. hal ini terjadi karena bila saya mengataknnya saya tidak akan bisa maju, dan orang tua saya akan stres, dan bila mereka stres saya juga stres. saya selalu ditekan untuk mendengarkan dan mendengarkan saya juga tidak diberi kesempatan memilih untuk bertindak. seperti. "Kamu mau lanjut kuliah apa engga?" saya jawab, "engga."."Kenapa? kan kamu bla..bla..bla..bla..bla..bla..". mereka memberi pilihan dan mereka tidak mengizinkan saya memilih. saya percaya rezeki itu sudah ada yang ngatur, dan saya percaya kalau inilah jalan saya untuk menentukannya sendiri sejak kini. harusnya orang tua saya mendukungnya dan harusnya mereka bangga dengan inisiatif ini. saya juga bercerita ke sepupu saya yang terdekat dan jawaban mereka sama seperti orang tua saya, dan saya menjadi kurang yakin dengan jalan yang saya pilih, impact pendapat orang terdekat memang sangat hebat. tapi ada satu orang yang percaya dengan diri saya dan mendukung saya, dia adalah yang saat ini menjadi pacar saya (cie), dia selalu meyakini dan memotivasi saya untuk maju begitulah semangat saya bangkit dan dari situlah saya mendapatkan wejangan (woelah wejangan..) kalo

"Sebanyak-banyaknya orang yang mencintaimu.
Akan ada masanya kamu tahu hanya ada sedikit yang mengerti dirimu."

and it's true.

   Gua tau orang tua gua sayang sama gua, tapi mereka ga ngerti. gua juga merenung apakah gua anak yang baik? dan lebaran tahun ini adalah pertama kalinya gua minta maaf ke bokap gua sambil nangis, karena gua tau gua salah, dan cukup banyak kesalahan gua yang ga gua ceritakan. maaf bahasanya berubah karena emosi. Disamping karena saya sudah mempertimbangkan resiko keputusan saya seperti meninggalkan kuliah yang akan membuat orang-orang kesal, dan resiko jika tidak diterima di kampus baru itu.

  Saat lebaran Alhamdulillah sanak saudara saya memiliki rezeki untuk melestarikan budaya salam tempel yang sangat khas. Umur saya sudah 18 tahun saat itu dan Alhamdulillah karena rezeki Allah uang lebaran saya cukup untuk mendaftar di kampus baru. Dari situ saya mulai yakin, bila orang yang bersungguh-sungguh dan berdoa, maka Allah pasti akan selalu membantunya. ditambah dengan puasa saya yang Alhamdulillah tidak ada yang bolong atau batal, Allah memudahkan jalan saya untuk maju dan menuntut ilmu di tempat baru. Barakallah!

  Hari untuk tes tulis pun datang, saya ditemani 3 orang sahabat saya. Dua orang ini baru tau cerita saya malam sebelumnya, dan mereka kaget dan tak bisa berkata apa-apa. dan mereka memutuskan untuk menemani anak bodoh ini untuk meyakinkan dia kalo dia ga sendirian. Tes tulis gua jalani dengan apa adanya, jujur gua sendiri yakin akan jawaban gua, sampai anda tidak merasa bahwa saya menulis "gua" sebagai sudut pandang penulis.

  Selespas hari itu saya merasa lelah dengan hati yang cukup bimbang akan takut hari esok. dan hari tes bakat pun dimulai. Saya terlambat dan saya hanya diberikan waktu 10 menit untuk mengerjakan kuis pertama. yaitu tes iq dengan gambar. Alhamdulillah saya bisa mengerjakannya dengan cepat dan berlanjut ke kuis selanjutnya sampai yang terakhir. saya mengerjakannya dengan penuh ambisi dan dengan hati dan saat kuis selesai dan saya kembali ke rumah, dimulailah saat-saat paling menyebalkan.

  Hari pengumuman semakin dekat, dan jantung ini serasa tidak lagi berdetak(yeee...mati dong). dan seakan ada yang membuat saya ingin mati saat itu juga, agar tidak ada hari esok yang mungkin akan lebih buruk dari ini.
keyakinan saya seakan memudar dimakan waktu dan rasa takut. meninggalkan kesan bodo amatan yang mendalam akan masa depan, namun ada lagi manusia yang meyakinkan saya akan adanya masa depan yang mungkin bisa kita ubah.

 "Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang yang kafir." QS-(Yusuf : 87)
 Allah tidak akan memberi cobaan kepada manusia bila manusia itu tidak bisa mengatasinya, dan jangan sesekali kamu berputus asa dari rahmat Allah. kata-kata itu yang selalu saya ulang dalam hati untuk membuat saya lebih yakin, dan sabar.

  Hari Pengumuman tes pun datang. saat itu saya berada di warkop favorit saya yang tak jauh dari rumah, sambil menunggu pukul 14:00 untuk melihat hasil tes. ketika saya sampai dirumah dan berniat ingin membuka web untuk melihat hasil, ternyata rumah saya ramai oleh saudara-saudara saya. jadi saya pergi ke kamar dan membuka laptop, karena kalo ngebuka lewat hp enggak bisa. karena wifi rumah yang jauh dari kamar, ditambah kamar saya yang seperti goa, web tersebut tidak juga terbuka, dan saya sabar. Sampai saya melihat nama saya di halaman web, nomer regis saya, dan jurusan yang saya tuju, dan tulisan LULUS dibawahnya. Saya meloncat kegirangan dan berteriak "WOOOOOOOO!!!!." dan sanak saudara yang berada diluar melihat saya bingung. seakan bertanya "ada apaansi?" namun saya tidak menjawab dan hanya tersenyum haru.

  Perjuangan saya tidak berakhir disini, karen saya harus membayar UKT untuk daftar ulangnya. dalam waktu dua minggu, saya tidak bisa mendapat uang 6,7 juta rupaih. tidak dengan waktu yang sesingkat itu, lalu saya mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang sejujurnya kepada semua orang.  Saya pun pergi keluar sampai pada saya sampai dirumah sahabat saya."Hufft.....Bismillah." dalam chat whatsapp yang saya mulai dengan mama saya, reaksinya tidak sampai kepada yang saya pikirkan. karena mama saya menangis. Saya pun menangis juga diteras rumah sahabat saya. Saya merasa berdosa, dan saya merasa orang tua saya tidak bersyukur dan menghargai perjuangan yang saya hadapi, seakan gua adalah anak bodoh yang hanya peduli pada diri sendiri.

  Saya tidak bisa apa-apa, sahabat saya menyuruh masuk dan saya hanya bisa membaringkan badan menahan air mata, dan tertidur. Seakan Allah memberikan waktu untuk orangtua saya berpikir sewaktu saya tidur. Saat saya kembali kerumah, saya meminta maaf kepada orangtua saya, dan Alhamdulillah saya diizinkan untuk memasuki kampus baru, karena memang itu jalan yang terbaik daripada saya nganggur. Tidak sampai disitu kemudian saya di ceramahi oleh abang-abang saya tentang kehidupan dikampus baru dan tentang masa depan, memojokkan saya dan menakuti. mereka beralasan supaya saya tidak kaget nantinya, tapi saya merasa makin hampa karena tidak bisa kemana-mana. saya cuma bisa mengerti dan menjawab seadanya, karena semua alasan telah saya curahkan.

  Mereka pun mensupport saya agar semangat menghadapi masa depan. mungkin mereka yang telah lebih dulu dewasa berpikir bahwa saya memang butuh itu. butuh dukungan dari orang-orang terdekat. dan saya pun dalam lelap saat saya hendak tidur saya tersenyum haru dan bersyukur atas semua ini.


Terimakasih Sahabat gua, pacar gua, abang-abang, mpok-mpok, dan orangtua gua yang mensupport gua, dan yang terutuama terimakasih Kepada Tuhan yang Maha Esa.

  Saya Akhiri, Wassalamualaikum.


 Usia 18-22tahun adalah usia yang membingungkan karena saya melihat teman saya menikah, bekerja, dan lain-lain. dan usia ini adalah usia yang menentukan langkah yang harus diambil, dan di usia inilah kita harus bisa menentukan jalan kita sendiri, karena kita sudah bisa mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk untuk kita.

  Ada dua closing, jadi saya ucapkan terimakasih untuk membaca, maafkan bila ada yang salah atau apalah yang gua ga peduli banget. tapi klo mau jadi penulis harus peduli sih. yaaa urusan editor lah ntar wkwkkwkwk.

Sampai jumpa di entri selanjutnya.

Senang bisa berbagi.


 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Burung.

Alter Ego (Pros)