Pelangi Monokrom

Rintikan hujan kembali membasahi pinggiran kota.
Sinar jingga mentari menari bersama rintikan itu.
Lantai dansa itu mewarnai langit.
Merah.
Jingga.
Kuning.
Hijau.
Biru.
Nila.
Ungu.
Orang-orang membuka jendela dan pintu mereka.
Kagum menatap langit senja.
"Bidadari, oh bidadari diujung lantai dansa itukah kau berada?
  Sedang mandi manja bersama yang lain?"
Mata orang-orang menunjukkan rasa kagum.
Tapi tidak semua orang sedang terkagum.
Dia serta tudung biru gelap itu menatapnya dengan harapan.
Tudungnya terlepas dari kepala, menunjukkan wajah penuh kegelisahan.
Matanya terpejam.
Rintikan hujan menyamarkan air matanya yang perlahan jatuh.
Tidak ada tujuh warna yang dia lihat.
Semua menghitam memutih.
Citra abu-abu mewarnai pinggiran kota.
Dia tertunduk untuk menatap langit kembali.
Lalu pergi dengan langkah ringkih.
Lemas.
Dan memakai tudungnya kembali.
Berjalan dalam kuyub dengan dingin yang dia biarkan menusuk.
Jauh dia melangkah, namun hanya tertunduk.
Dan hilang seiring redanya hujan.
Assalamualaikum. wr. wb.
  Selamat sore insan kurang kerjaan yang membaca blog saya, terimakasih sudah tetap setia membaca blog ini. Entri kali ini saya buka dengan sajak yang saya buat sendiri, alhamdulillah jika banyak yang suka dan bila yang kurang suka mohon tulis kritikan anda di kolom komentar, terimakasih.

  Pelangi adalah citra air hujan yang terpantul cahaya matahari, dan pelangi mempunyai warna yang indah, dan sering disebut lukisan Tuhan. Pelangi juga memberikan pesan moral yang cukup terkenal seperti :
"Bila ingin melihat pelangi,
  Kau harus berani menghadapi hujan."
saya pribadi memang menyukai pesan moral itu, karena memang seperti itu keadaan dunia ini. Berjuang untuk hidup atau hidup untuk berjuang? atau diperjuangkan orang lain?
tapi gak sedikit orang yang hanya diam dirumah untuk melihat pelangi, karena melihat hujan saja sudah membuatnya malas dan hanya membuka jendela untuk melihat pelangi.
Ini seperti mengisahkan tentang tiap insan yang menemukan warnanya sendiri dalam dunia yang abu-abu ini, terkadang ada orang yang tidak bisa memicu warnanya sendiri, namun ada yang mampu membuatnya terpicu yaitu oleh insan lain, dan ada insan lain yang malah menghambat terpicunya warna, pintar-pintar memilih teman adalah solusinya.

  Anda pernah jatuh cinta? sepertinya semua orang pernah walaupun anda malu mengatakannya.. tenang saja dan ceritakan, karena cinta itu nyata bukan seperti santa claus.
Jatuh cinta itu bagai kehilangan gravitasi, walaupun kita jatuh namun situasinya kita tidak menapaki bumi. begitu ringan dan indah kita rasa, dan sangat kuat arus membawa kita bila kita lupa diri. awalnya hal itu hanya terjadi sesaat dan membuat diri kita tersentak untuk sesaat, namun karena penasaran, kita mencoba memicu hal tersebut agar terjadi lagi-lagi dan lagi.

  Kapan kita akan puas memicunya? sayangnya kita tidak akan merasa puas, tapi hal buruknya adalah kita akan bosan, mengapa demikian? karena kita saat dibutakan oleh cinta, kita tidak memberi kesempatan untuk merindu dan bertemu akan menjadi sebuah kebiasaan, seperti bila kita memakan makanan yang sama terus menerus, bukan hanya bosan yang dirasakan, tapi juga kurang gizi. dan kita mencari hal baru untuk menyegarkan suasana, atau mencari cinta baru, mungkin juga cinta sementara.

 Bosan itu manusiawi, bila pacar anda mengatakan dia bosan yasudah, beri dia waktu dan ruang sendiri, kayak lagu Tulus. agar rindu itu berasa dalam dada yang berdebar-debar, pikiran yang kalang kabut, tersenyum manja dengan sendirinya, dan saat bertemu kalian berdua akan seperti insan yang paling bahagia di dunia saat itu. semua karena rindu yang kian menggebu dalam dada, seperti air dalam balon yang akan pecah bila tidak terbendung lagi. logikanya seperti itu. Seperti awan yang sudah tak sanggup menahan air didalamnya, dan menjadikannya hujan yang begitu deras bahkan hingga mengeluarkan guntur yang kadang membuat semua orang terkejut. Semua itu diakhiri dengan pelangi, sebagaimana dimulai hari yang cerah lagi sehabis kelamnya hujan sore itu.

Cagituh..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Burung.

Alter Ego (Pros)